Home Bisnis UMKM Kementerian UMKM Dorong Penguatan Ekosistem UMKM Maritim Lewat Festival Pinisi

Kementerian UMKM Dorong Penguatan Ekosistem UMKM Maritim Lewat Festival Pinisi

185
0

Bulukumba, KAMINEWS.COM — Festival Pinisi bukan sekadar pesta rakyat atau perayaan tradisi bahari. Di balik kemeriahannya, tersimpan semangat kolaborasi antara budaya, pariwisata, dan ekonomi kerakyatan yang menjadi fondasi bagi penguatan UMKM maritim di Kabupaten Bulukumba.

Sekretaris Kementerian Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Sesmen UMKM) Arif Rahman Hakim menegaskan bahwa kegiatan ini mencerminkan upaya nyata pemerintah dalam membangun ekosistem ekonomi berbasis potensi lokal.

“Festival Pinisi tidak hanya melestarikan jati diri maritim masyarakat Bulukumba, tetapi juga membuka ruang kolaborasi lintas sektor. Kita ingin manfaatnya benar-benar terasa bagi masyarakat, terutama bagi pelaku UMKM,” ujar Arif dalam sambutannya di Pantai Mandala Ria, Bulukumba, Jumat (24/10).

Festival Pinisi XV tahun 2025 yang berlangsung pada 23–25 Oktober 2025 mengangkat tema “Elaborasi Budaya untuk Pariwisata Berkelanjutan.” Acara ini menampilkan beragam kegiatan mulai dari ritual Annyorong Lopi, karnaval budaya, pameran produk UMKM dan ekonomi kreatif, hingga pemecahan Rekor MURI untuk minum kopi gula aren terbanyak. Tak ketinggalan pula kegiatan sosial seperti senam bersama dan aksi bersih pantai yang melibatkan masyarakat dan wisatawan.

Bulukumba: Jantung Maritim dengan Potensi Ekonomi Rakyat

Kabupaten Bulukumba dikenal sebagai daerah dengan potensi maritim yang besar. Garis pantainya mencapai sekitar 128 kilometer, membentang di 10 kecamatan, 109 desa, dan 27 kelurahan dengan populasi lebih dari 475 ribu jiwa.

Di wilayah ini, aktivitas ekonomi masyarakat tak lepas dari laut dan hasil bumi. UMKM berkembang pesat dalam sektor perikanan, kuliner, serta kerajinan khas seperti perahu Pinisi, sarung hitam Kajang, dan tenun Bira—produk-produk yang kini menjadi daya tarik wisata dan identitas budaya lokal.

Berdasarkan data Sistem Informasi Data Tunggal (SIDT) UMKM, terdapat 55.811 unit usaha di Bulukumba. Dari jumlah tersebut, 55.549 merupakan usaha mikro, 218 usaha kecil, dan 44 usaha menengah.

“Angka ini menunjukkan betapa besarnya peran usaha mikro di Bulukumba. Tugas kita bersama adalah membantu mereka naik kelas melalui pelatihan, akses pembiayaan, dan perluasan pasar,” jelas Arif.

Tiga Pilar Ekonomi Unggulan Bulukumba

Potensi ekonomi Bulukumba saat ini bertumpu pada tiga pilar utama:

  1. Kelautan dan Perikanan, dengan produk seperti ikan asap, ikan kering, dan abon.
  2. Pertanian, yang menghasilkan olahan jagung, pisang, kopi Kahayya, dan manggis.
  3. Kerajinan khas daerah, termasuk anyaman, kain tenun, dan replika perahu Pinisi.

Arif menilai bahwa ketiga sektor tersebut bukan sekadar daftar komoditas, tetapi representasi identitas ekonomi daerah. “Inilah narasi ekonomi rakyat yang harus terus kita perkuat melalui kolaborasi lintas sektor agar Bulukumba semakin dikenal, tidak hanya di Sulawesi Selatan, tetapi juga di pasar nasional,” ujarnya.

Tantangan dan Arah Penguatan UMKM

Meski potensinya besar, Arif tidak menutup mata terhadap berbagai tantangan yang masih dihadapi pelaku UMKM. Ia menyebut empat hal utama yang perlu dibenahi:

  • Strategi pemasaran dan promosi yang belum berkesinambungan.
  • Ketersediaan bahan baku yang belum stabil.
  • Peningkatan kapasitas SDM yang masih terbatas.
  • Legalitas usaha yang belum merata di kalangan pelaku mikro.

Untuk menjawab tantangan tersebut, pemerintah tengah menyiapkan serangkaian langkah terpadu mulai dari pendampingan usaha, pelatihan, pembiayaan inklusif, standardisasi mutu, hingga digitalisasi pemasaran.

“Pendekatan ini penting agar setiap program saling melengkapi dan menghasilkan dampak nyata bagi pertumbuhan ekonomi lokal,” kata Arif.

Sinergi Tiga Pihak: Kunci Ekosistem UMKM yang Tangguh

Arif juga menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pelaku UMKM.

“Pemerintah pusat menyiapkan kebijakan dan dukungan program, pemerintah daerah menata ruang dan membuka akses pasar, sementara UMKM menjadi motor utama yang menggerakkan mesin ekonomi daerah,” ujarnya.

Dengan semangat kolaborasi ini, Arif optimistis Festival Pinisi akan menjadi simbol kebangkitan UMKM maritim dan memperkuat posisi Bulukumba sebagai pusat ekonomi bahari Sulawesi Selatan.

“Festival ini bukan akhir dari sebuah perayaan, tapi awal dari perjalanan panjang menuju kemandirian ekonomi masyarakat pesisir,” tutupnya.)***RED.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here